KITA, BUKAN
PRODUK KW
Oleh: YM
Sempurnanya kemanusiaan manusia di muka bumi ini adalah ketika ada
petunjuk yang membimbingnya ke jalan yang benar, karena tanpa petunjuk, manusia
menjadi lebih sesat dari binatang. Al-Quran adalah petunjuk yang memberitahukan
ke mana seharusnya “langkah manusia” diarahkan. Inilah hikmah kenapa Allah
menyebutkan Al-Quran lebih dahulu daripada penciptaan Insan di dalam Surat
Ar-Rahman.
Manusia mungkin saja menemukan kebenaran dengan akalnya, namun akal bukan
petunjuk aman yang selalu benar menunjukkan jalan. Akal manusia bisa salah,
sedangkan Al-Quran tidak akan pernah salah. Karena itu tidak ada alasan sedikit
pun bagi seorang muslim untuk sekedar berfikir bahwa akal adalah segalanya, apa
yang tidak dijangkau akal adalah tidak ada. Karena manusia punya akal, dan
karena akal manusia itu berbeda-beda, maka terjadilah perbedaan, yang satu
menyatakan “ini benar”, yang lain menyatakan “ini salah”. Akhirnya yang terjadi
adalah membuat jalan tengah dengan mengatakan “Kebenaran itu relatif”, yang
mengatakan bahwa “Pencipta tidak ada” sah, yang mengatakan sebaliknya pun sah
karena “Kebenaran itu relatif”. Mereka yang belum “dewasa pemikirannya” mungkin
menerima, tapi sesaat setelah pemikiran mereka dewasa, akal mereka sendiri yang
akan menolaknya, Insya Allah.
Manusia mungkin juga menemukan
kebenaran dengan hatinya, namun ini juga bukan petunjuk aman yang selalu
menunjukkan jalan yang benar. Hati manusia sifatnya tidak menentu dan tidak
selalu menuju kepastian akan kebenaran hakiki. Contoh, coba Anda tanyakan
kepada 10 orang, jika seorang yang mencuri dikenakan suatu hukuman berupa
dipotong salahsatu tangannya, bagaimana pendapatnya? Maka sebagian diantara
mereka pasti ada setuju dan menolak dengan alasannya masing-masing. Ada yang
tidak setuju dengan alasan rasa kasihan, iba, tidak berperikemanusiaan. Di sisi
lain pasti ada yang setuju dengan alasan karena bencinya dengan kasus pencurian
atau dianggap merugikan. Kemudian saya bertanya pada Anda, Siapa yang benar?
Maka Anda dan sekian pembaca lainnya pasti masih akan berbeda pendapat. Mengapa
demikian? Karena alasan-alasan keduanya tidak menghantarkan kita kepada
kebenaran yang hakiki.
Lantas bagaimanakah seharusnya
prinsip kebenaran itu diraih manusia? Bagaimanakah seharusnya langkah seorang
manusia mencari dan menentukan kebenaran? Dalam konteks ini, sejatinya cara
berfikir seorang mukmin adalah tidak berhenti begitu saja pada kesimpulan
akalnya, kenapa? Karena Allah telah menciptakan perangkat untuk mencari
“Kebenaran”. Manusia terlahir include dengan perangkat ini, sepatutnya kita
bersyukur atas apa yang telah Allah ciptakan dalam diri kita, dan salah satu
bentuk syukur kita kepadaNya atas nikmat perangkat yang Allah berikan ini
adalah dengan mempergunakan dan memfungsikannya sebaik mungkin. Perangkat-perangkat
tersebut adalah akal, hati dan wahyu.
Jika akal mungkin salah dalam berfikir, jika hati/nurani mungkin tertutup
nafsu, maka, keduanya adalah jalan yang kurang aman untuk sampai kepada
kebenaran. Maka, wahyu/syariat lah satu-satunya jalan yang aman untuk sampai
kepada kebenaran, karena Allah lah yang menciptakannya. Karenanya, sekalipun
akal dan hati nurani dikombinasikan, tetap saja belum cukup mampu untuk
mendeteksi kebenaran ketika wahyu tidak disertakan. Wahyu Allah lah yang mampu
menghantarkan kita pada kebenaran mutlak dan hakiki.
Hal lain yang harus kita ingat adalah bahwa bentuk nyata dari Wahyu Allah saat ini adalah Al-Qur’an. Sehingga, Al-Quran menjadi suatu syarat mutlak dan pedoman wajib bagi setiap orang yang dirinya ingin benar dan mencari kebenaran yang hakiki, bukan kebenaran yang semu yang mudah kalah-patah dengan logika, realita, dan akhir masa manusia (baca:maut).
Hal lain yang harus kita ingat adalah bahwa bentuk nyata dari Wahyu Allah saat ini adalah Al-Qur’an. Sehingga, Al-Quran menjadi suatu syarat mutlak dan pedoman wajib bagi setiap orang yang dirinya ingin benar dan mencari kebenaran yang hakiki, bukan kebenaran yang semu yang mudah kalah-patah dengan logika, realita, dan akhir masa manusia (baca:maut).
Maha benar Allah dengan segala
Firman-Nya:
“Dan seandainya kebenaran itu
menuruti keinginan/hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan
semua yang ada di dalamnya. Bahkan kami telah memberikan peringatan kepada
mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu” (Q.S.. Al-Muminun: 71)
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu” (Q.S. Al-Baqarah:147)
“Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah : 2)
juga terdapat dalam ayat lainnya, Q.S. 2.178 ; 14.52 ; 5.48 ; 10.37, dsb
juga terdapat dalam ayat lainnya, Q.S. 2.178 ; 14.52 ; 5.48 ; 10.37, dsb
Jelas kita pahami bahwa Al-Qur’an
merupakan satu-satunya petunjuk yang layak dijadikan pedoman kita sebagai manusia
untuk berpikir, bersikap, dan bertindak. Sudah sangat jelas juga, kita
diciptakan Allah, ibarat produk maka sudah kemestiannya menggunakan petunjuk
dari Pencipta / Pembuatnya. Betapa tidak, Al-Quran ini merupakan suatu kitab
yang tersusun atas panduan lengkap dan sempurna tentang manusia, alam semesta,
dan seisinya. Memandu langkah-langkah manusia dari berbagai bidangnya, mengatur
urusan-urusan manusia dari hidup hingga matinya, berisikan pelajaran sejarah
peradaban manusia dari zaman ke zamannya. Sudah sangat banyak studi di abad
modern ini yang mengkaji kebenaran petunjuk wahyu Allah ini, mulai dari bidang
iptek, sosial, biologi, hukum, astronomi, dsb. Semuanya telah memberikan Cap
bahwa 80% isi Al-Qur’an adalah BENAR, 20% sisanya belum dapat dibuktikan/belum
sepenuhnya bisa diuji karena belum cukupnya kemampuan teknologi dan akal mereka
untuk menjangkau pengujiannya, dan dikarenakan juga isinya berkaitan dengan
kehidupan akhirat dan ayat-ayat
mutasyabihat. Inilah sifat dari petunjuk hidup yang benar, selain Luhur dan
Mulia, juga bersifat logis, ilmiah dan original. Dan jika Anda melihat dan
memahami kedalaman isinya dari awal sampai akhir, Anda akan melihat ketakjuban
yang menggetarkan potensi akal dan nurani Anda.
Ibarat barang Ori dan KW, mayoritas
orang memilih barang KW karena harganya murah. Walaupun kualitas seadanya,
perusahaannya abal-abal, garansi tidak jelas, “ASAL JADI”. Mungkin itu gambaran
mengenai Al-Qur’an saat ini. Realitanya tetap saja banyak manusia yang tidak
memilih Al-Quran sebagai petunjuk hidupnya, sekalipun Al-Quran ini adalah THE
BEST MANUAL BOOK EVER BEEN MADE, Allah sendiri menyebutkannya sebagai Rahmatan
Lil Alamin. Kebanyakan manusia tetap saja memilih Produk Abal-abal dan Murahan,
efeknya tentu saja akan membawa pemegangnya kepada kerendahan, kehinaan,
kecelakaan-karena tidak bergaransi, kerugian-karena sudah dibeli/dibayar dan
tertipu-karena produsennya tidak jelas alias abal-abal.
Rujukan : Q.S. 6.4-6 ; 7.53 ; 7.176 ; 10.108 ; dsb
Dan “Produk KW”
(baca:petunjuk selain AQ) yang sedang jadi Tranding Topic di masrayakat saat
ini adalah ; Hawa Nafsu, Prasangka, Kebanyakan Orang, Nenek Moyang.
Alasan lain manusia yang belum memilih Al-Qur’an jadi
petunjuk hidupnya adalah karena mereka belum mengimani Al-Qur’an. Iman itu
diyakini oleh hati, diucapkan oleh lisan, dilakukan oleh perbuatan. Mereka
belum yakin artinya ragu, mereka belum berucap artinya membisu, mereka belum
melakukan artinya diam.
Lalu kenapa sampai
terjadi keraguan? Bisa jadi mereka ragu karena belum mengenal sepenuhnya. Akal
mereka masih belum paham apa fungsi Al-Qur’an itu, hati mereka masih asing
menerima Al-Quran-itu-sebagai Hudalinnas, lisan mereka masih kelu dan malu
untuk mengatakan Al-Quran Panduan saya, perbuatan mereka masih berat untuk
melangkah pada kebenaran Al-Quran. Sehingga dekatkanlah mereka pada Al-Quran
agar mereka bisa turut merasakan manisnya beriman.
Bagi kita semua yang masih memantapkan diri , memilih
petunjuk hidup mana yang akan ditetapi, yakinlah terhadap jalan hidup kebenaran
menurut wahyu Illahi. Janganlah kita rendahkan diri kita dengan meng- “KW-kan” diri
dengan petunjuk hidup selain dari Allah. Buatlah diri kita berharga dan mulia
dengan adanya iman kepada Allah dengan dasar-dasar petunjuknya, yaitu
Al-Quranul Kaarim. Semoga kita semua Allah tetapkan sebagai orang terus
menetapi Al-Quran sebagai rangkaian internal dalam hidup kita. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar