Kamis, 06 Oktober 2016

KITA ITU APA?

KITA ITU APA?
By TII
Beberapa minggu kebelakang kita semua di gemparkan dengan bencana banjir bah di Garut. Bagaimana perasaan anda ketika mendengar kabar bahwa di Garut terjadi banjir bah yang cukup parah. Mungkin ada yang merasa iba, kasihan, turut berduka, tapi mungkin juga ada yang biasa saja seolah tidak punya rasa. Tapi selain dari apa yang anda rasakan, pernahkah anda berfikir kenapa bencana tersebut bisa terjadi?  Ada yang menjawab “ya itu karena fenomena alam semata”, halooo memangnya alam punya kehendak untuk melakukannya? Memang alam itu sesuatu yang memiliki kehendak yang melakukan apa yang di inginkannya? Mari kita fikirkan, karena sejatinya kita adalah manusia, tentunya anda semua pernah belajar di sekolah bahwa manusia itu adalah makhluk yang sempurna yang telah di berikan akal sehat yang berfungsi untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, selain manusia mempunyai akal manusia juga di berikan nafsu yaitu sesuatu yang mempunyai kecenderungan mengikuti apa yang menjadi keinginan dan ketidakinginan tanpa melihat standar benar ataupun salahnya.  Maka dari itu sudah selayaknya kita selaku manusia menggunakan akal kita untuk memikirkan apa yang terjadi dialam ini.
Peristiwa Garut juga mengingatkan saya selaku penulis tentang kejadian 26 Desember 2004, ada yang ingat kejadian apakah itu? Jika jawaban anda adalah peristiwa Tsunami di Aceh maka benar sekali, dengan di awali gempa 9,2 SR terus gelombang tsunami yang mencapai ketinggi 30 Meter, dan memakan korban lebih dari 230.000 jiwa. Kira-kira dengan data diatas apakah itu hanya semata-mata kehendak Alam? Kalau bukan kehendak alam lantas kehendak siapa? Apa kehendak manusia? Kalau itu kehendak manusia kira-kira dengan teknologi seperti apa bisa membuat gempa sedasyat itu dan gelombang tsunami setinggi itu? Dan kira-kira apa motivnya? Sehingga memakan korban 230.000 jiwa. Mungkin saja ada yang jawab begini “Bisa menggunakan teknologi nuklir bawah laut”, lalu kalau itu benar, ada beberapa pertanyaan lagi, kapan itu disimpan? Kedalaman berapa menyimpannya? Menggunakan alat apa menyimpannya? Dengan kekuatan ledak yang seperti apa dilakukannya? Siapa yang menyimpannya? Dan kenapa tidak bekas rasdiasi ledakan nuklir dilautan? Sejauh ini kita tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya diatas. Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa peristiwa Tsunami Aceh itu juga bukanlah kehendak manusia. Kalau bukan kehendak alam dan manusia lantas kehendak siapa? Anda tentunya mengetahui bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan, keberadaan alam semesta bukanlah kehendak alam itu sendiri dan juga bukan kehendak dari manusia, bahkan pernahkah anda berfikir kehendak siapakah anda ada dimuka bumi ini? Saya pastikan itu bukan kehendak anda.
Artinya ada satu pihak yang maha berkehendak dan yang melakukan itu semua, menciptakan alam semesta termasuk manusia didalamnya. Kita biasa menyebutnya dengan Sang Kholiq, Sang Pencipta alam semesta ini, yang Maha Berkehendak kepada semua ciptaan-Nya, yang tidak ada satupun yang bisa menjadi tandingan-Nya, yang Maha Berkuasa atas segala kehendak-Nya. Artinya kita bisa mengetahui bahwa sesungguhnya semua bencana yang terjadi itu baik banjir bah Garut, ataupun tsunami Aceh itu merupakan kehendak dari Sang Kholiq. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah kenapa Sang Kholiq menghendaki demikian? Adakah kesalahan yang telah dilakukan penghuni alam semesta ini? Lalu kalau ada siapakah yang berbuat demikian? Dan kesalahan apa yang telah di perbuatnya? Tentunya tidak akan ada bencana kalau tidak ada sebabnya, pastinya ada kesalahan yang telah di perbuat penghuni alam semesta ini, khususnya berarti penghuni bumi. Lalu penghuni bumi mana yang berbuat salah, anggap saja penghuni bumi itu adalah manusia, hewan dan tumbuhan. Apakah tumbuhan berbuat kesalahan? Lalu kesalahan seperti apa yang dilakukan tumbuhan padahal tumbuhan sendiri relatif tidak bergerak dan tidak berbuat apa-apa, jawabannya tentu bukan kesalahan tumbuhan. Lalu apakah kesalahan hewan? Bagaimana hewan bisa berbuat kesalahan sedangkan hewan sendiri berbuat hanya melakukan apa yang menjadi nafsunya, tidak mempunyai akal untuk membedakan perilaku benar dan salah. Berarti jawabannya juga bukan hewan.
Berarti satu-satunya pilihan yaitu manusia, lalu kesalahan apa yang telah di perbuat manusia sehingga Sang Kholiq berkehendak memberikan bencana kepada manusia? Untuk menjawabnya mari kita lihat kembali sejarah-sejarah yang terjadi ketika Sang Kholiq memberikan bencana (adzab) kepada manusia terdahulu, contoh manusia terdahulu yang saya kutip dari Al-Qur’an adalah kaum Nabi Nuh, Hud, Sholeh, dan Luth. Kenapa saya mengutip dari Al-Qur’an karena saya yakin Al-Qur’an adalah sumber yang benar yang datang dari Sang Kholiq melalui malaikat kepada Rasul untuk menjadi pedoman dan petunjuk hidup manusia. Saya yakin dengan Al-Qur’an dan mengikuti sunnah dari Rasul perbuatan saya ini bisa dipertanggung jawabkan kelak diakhirat nanti, justru kalau tidak demikian saya yakin saya akan celaka. Yang saya ketahui tentang kaum Nuh, kaum Hud (‘Add), Kaum Sholeh (Tsamud), dan kaum Luth (Shodom) mereka adalah kaum yang diberikan bencana besar oleh Sang kholiq pencipta Alam semesta ini, di mulai dari banjir bandang terbesar sepanjang sejarah manusia, Angin yang dasyat dengan bunyi gumuruh yang menggelegar sehingga mereka tertimbun pasir dan binasa, dihancurkan dengan guntur-guntur sampai hancur lebur, sampai ditenggelamkan kedalam bumi. Lalu apa yang dilakukan oleh mereka sehingga sang kholiq memberikan bencana yang begitu sangat dasyat?
Kalau kembali merujuk kepada Al-Qur’an ternyata mereka tidak mau mendayagunakan Akal untuk melaksanakan ayat-ayat Sang Kholiq (Alloh), mendustakan utusan Alloh (Rasul) bertindak sesuai dengan keinginan hawa nafsunya, tidak jauh berbeda seperti binatang. Binatang berbuat demikian karena memang tidak punya akal, tapi ini manusia yang di berikan akal malah lebih mengedepankan hawa nafsu, perilakunya sungguh bodoh sekali bahkan bukan hanya bodoh tetapi itu adalah sesuatu yang sangat hina sekali, karena bertindak selayaknya binatang yang tidak mempunyai akal. Mereka berbuat sesuai apa yang diinginkannya bukan apa yang dikehendaki oleh Alloh, padahal Alloh telah banyak berbuat baik kepada manusia, coba anda hitung berapa banyak kebaikan Alloh yang telah diberikan kepada manusia? Saya yakin anda tidak dapat menghitungnya. Lalu alasan apa yang bisa dibenarkan agar manusia tidak mengikuti apa yang diinginkan oleh Alloh dan malah mengikuti kehendak dirinya? Jawabnya tidak ada. Sehingga salah manusia jika tidak mengikuti kehendak Alloh. Lalu kaitanya dengan bencana yang terjadi di Bumi indonesia apa? Dari penejelasan sebelumnya bahwa terjadinya bencana merupakan kehendak Alloh karena manusia tidak menggunakan akalnya untuk memikirkan apa yang sebenarnya dikehendaki Alloh, malah mereka berbuat sesuai dengan hawa nafsunya selayaknya binatang.
Selanjutnya mari kita lihat perilaku manusia saat ini, khususnya di Indonesia. Kita lihat saja banyak kemaksiatan terjadi, begitu sangat banyak korban pemerkosaan bahkan dibawah umur, begitu banyak kasus pembunuhan, begitu banyak orang yang mengikuti keinginan nafsunya bukan memikirkan apa yang Alloh inginkan. Untung saja kita tidak diberikan bencana yang sedasyat kaum Nabi Nuh, Hud, Sholeh atau Luth, karena kalau kita diberikan bencana yang demikian musnahlah kita semua yang ada sekarang. Lalu memang apa yang diinginkan oleh Alloh? Tidak banyak, Alloh  hanya ingin manusia beribadah kepada Alloh dan tidak menyekutukanya, menjalankan semua apa yang diperintahkannya dan menjauhi semua apa yang dilarangnya dalam Al-Qur’an sesuai dengan sunnah Rasul. Tidak memilih-milih perintah dan larangan yang akan di lakukan. Beribadah dengan penuh keikhlasan. Karena kita ada manusia adalah makhluk yang telah Alloh Ciptakan dengan diberikan akal. Kalau kita mau menggunakan akal kita maka saya yakin kita semua akan menjadi mulia, tatapi jika tidak demikian saya yakin kita akan hina bahkan lebih rendah dari binatang. Sedikit saya mengingatkan kembali bahwa sebenarnya manusia telah melakukan perjanjian dengan Alloh di Alam Rahim, isinya kurang lebih manusia itu berjanji akan menjadi hamba Alloh dan mengelola bumi sesuai dengan apa yang diinginkan Alloh yaitu mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Artinya sudah menjadi kewajiban kita selaku manusia untuk beribadah kepada Alloh. Betapa hina dan celakanya kita ketika tidak mau beribadah kepada Alloh, bahkan kita bisa disebut makhluk yang tidak bersyukur (kuffur) ketika tidak mau beribadah kepada Alloh atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada manusia.
Jadi kalau melihat judul artikel diatas “Kita itu apa?” Silahkan teman-teman yang membaca simpulkan sendiri kita itu apa. Semoga dengan adanya artikel ini bisa menyadakan kita semua bahwa “KITA ITU APA”.
Demikian tulisan ini saya buat semoga mendapatkan hikmah.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APAKAH KAMU MENYESALI PILIHANMU MENJADI ORANG YANG BERIMAN?

 Assalamualaikum Wr Wb Sahabat Iman yang dirahmati Allah SWT. Diantara konsekwensi menjadi orang beriman (memilih untuk beriman) adalah mend...