KITA ITU
APA?
By TII
Beberapa minggu kebelakang kita semua
di gemparkan dengan bencana banjir bah di Garut. Bagaimana perasaan anda ketika
mendengar kabar bahwa di Garut terjadi banjir bah yang cukup parah. Mungkin ada
yang merasa iba, kasihan, turut berduka, tapi mungkin juga ada yang biasa saja
seolah tidak punya rasa. Tapi selain dari apa yang anda rasakan, pernahkah anda
berfikir kenapa bencana tersebut bisa terjadi?
Ada yang menjawab “ya itu karena fenomena alam semata”, halooo memangnya
alam punya kehendak untuk melakukannya? Memang alam itu sesuatu yang memiliki
kehendak yang melakukan apa yang di inginkannya? Mari kita fikirkan, karena
sejatinya kita adalah manusia, tentunya anda semua pernah belajar di sekolah
bahwa manusia itu adalah makhluk yang sempurna yang telah di berikan akal sehat
yang berfungsi untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, selain
manusia mempunyai akal manusia juga di berikan nafsu yaitu sesuatu yang
mempunyai kecenderungan mengikuti apa yang menjadi keinginan dan ketidakinginan
tanpa melihat standar benar ataupun salahnya.
Maka dari itu sudah selayaknya kita selaku manusia menggunakan akal kita
untuk memikirkan apa yang terjadi dialam ini.
Peristiwa Garut juga mengingatkan
saya selaku penulis tentang kejadian 26 Desember 2004, ada yang ingat kejadian
apakah itu? Jika jawaban anda adalah peristiwa Tsunami di Aceh maka benar
sekali, dengan di awali gempa 9,2 SR terus gelombang tsunami yang mencapai
ketinggi 30 Meter, dan memakan korban lebih dari 230.000 jiwa. Kira-kira dengan
data diatas apakah itu hanya semata-mata kehendak Alam? Kalau bukan kehendak
alam lantas kehendak siapa? Apa kehendak manusia? Kalau itu kehendak manusia
kira-kira dengan teknologi seperti apa bisa membuat gempa sedasyat itu dan
gelombang tsunami setinggi itu? Dan kira-kira apa motivnya? Sehingga memakan
korban 230.000 jiwa. Mungkin saja ada yang jawab begini “Bisa menggunakan
teknologi nuklir bawah laut”, lalu kalau itu benar, ada beberapa pertanyaan
lagi, kapan itu disimpan? Kedalaman berapa menyimpannya? Menggunakan alat apa
menyimpannya? Dengan kekuatan ledak yang seperti apa dilakukannya? Siapa yang
menyimpannya? Dan kenapa tidak bekas rasdiasi ledakan nuklir dilautan? Sejauh
ini kita tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya diatas. Sehingga
sudah dapat dipastikan bahwa peristiwa Tsunami Aceh itu juga bukanlah kehendak
manusia. Kalau bukan kehendak alam dan manusia lantas kehendak siapa? Anda
tentunya mengetahui bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan, keberadaan
alam semesta bukanlah kehendak alam itu sendiri dan juga bukan kehendak dari
manusia, bahkan pernahkah anda berfikir kehendak siapakah anda ada dimuka bumi
ini? Saya pastikan itu bukan kehendak anda.
Artinya ada satu pihak yang maha
berkehendak dan yang melakukan itu semua, menciptakan alam semesta termasuk
manusia didalamnya. Kita biasa menyebutnya dengan Sang Kholiq, Sang Pencipta
alam semesta ini, yang Maha Berkehendak kepada semua ciptaan-Nya, yang tidak
ada satupun yang bisa menjadi tandingan-Nya, yang Maha Berkuasa atas segala
kehendak-Nya. Artinya kita bisa mengetahui bahwa sesungguhnya semua bencana
yang terjadi itu baik banjir bah Garut, ataupun tsunami Aceh itu merupakan
kehendak dari Sang Kholiq. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah kenapa Sang Kholiq menghendaki demikian? Adakah kesalahan yang telah dilakukan penghuni
alam semesta ini? Lalu kalau ada siapakah yang berbuat demikian? Dan kesalahan
apa yang telah di perbuatnya? Tentunya tidak akan ada bencana kalau tidak ada
sebabnya, pastinya ada kesalahan yang telah di perbuat penghuni alam semesta
ini, khususnya berarti penghuni bumi. Lalu penghuni bumi mana yang berbuat
salah, anggap saja penghuni bumi itu adalah manusia, hewan dan tumbuhan. Apakah
tumbuhan berbuat kesalahan? Lalu kesalahan seperti apa yang dilakukan tumbuhan
padahal tumbuhan sendiri relatif tidak bergerak dan tidak berbuat apa-apa,
jawabannya tentu bukan kesalahan tumbuhan. Lalu apakah kesalahan hewan?
Bagaimana hewan bisa berbuat kesalahan sedangkan hewan sendiri berbuat hanya
melakukan apa yang menjadi nafsunya, tidak mempunyai akal untuk membedakan
perilaku benar dan salah. Berarti jawabannya juga bukan hewan.
Berarti satu-satunya pilihan yaitu
manusia, lalu kesalahan apa yang telah di perbuat manusia sehingga Sang Kholiq
berkehendak memberikan bencana kepada manusia? Untuk menjawabnya mari kita
lihat kembali sejarah-sejarah yang terjadi ketika Sang Kholiq memberikan
bencana (adzab) kepada manusia terdahulu, contoh manusia terdahulu yang saya
kutip dari Al-Qur’an adalah kaum Nabi Nuh, Hud, Sholeh, dan Luth. Kenapa saya
mengutip dari Al-Qur’an karena saya yakin Al-Qur’an adalah sumber yang benar
yang datang dari Sang Kholiq melalui malaikat kepada Rasul untuk menjadi
pedoman dan petunjuk hidup manusia. Saya yakin dengan Al-Qur’an dan mengikuti
sunnah dari Rasul perbuatan saya ini bisa dipertanggung jawabkan kelak
diakhirat nanti, justru kalau tidak demikian saya yakin saya akan celaka. Yang
saya ketahui tentang kaum Nuh, kaum Hud (‘Add), Kaum Sholeh (Tsamud), dan kaum
Luth (Shodom) mereka adalah kaum yang diberikan bencana besar oleh Sang kholiq
pencipta Alam semesta ini, di mulai dari banjir bandang terbesar sepanjang
sejarah manusia, Angin yang dasyat dengan bunyi gumuruh yang menggelegar
sehingga mereka tertimbun pasir dan binasa, dihancurkan dengan guntur-guntur
sampai hancur lebur, sampai ditenggelamkan kedalam bumi. Lalu apa yang
dilakukan oleh mereka sehingga sang kholiq memberikan bencana yang begitu
sangat dasyat?
Kalau kembali merujuk kepada
Al-Qur’an ternyata mereka tidak mau mendayagunakan Akal untuk melaksanakan
ayat-ayat Sang Kholiq (Alloh), mendustakan utusan Alloh (Rasul) bertindak
sesuai dengan keinginan hawa nafsunya, tidak jauh berbeda seperti binatang.
Binatang berbuat demikian karena memang tidak punya akal, tapi ini manusia yang
di berikan akal malah lebih mengedepankan hawa nafsu, perilakunya sungguh bodoh
sekali bahkan bukan hanya bodoh tetapi itu adalah sesuatu yang sangat hina
sekali, karena bertindak selayaknya binatang yang tidak mempunyai akal. Mereka
berbuat sesuai apa yang diinginkannya bukan apa yang dikehendaki oleh Alloh,
padahal Alloh telah banyak berbuat baik kepada manusia, coba anda hitung berapa
banyak kebaikan Alloh yang telah diberikan kepada manusia? Saya yakin anda
tidak dapat menghitungnya. Lalu alasan apa yang bisa dibenarkan agar manusia
tidak mengikuti apa yang diinginkan oleh Alloh dan malah mengikuti kehendak
dirinya? Jawabnya tidak ada. Sehingga salah manusia jika tidak mengikuti
kehendak Alloh. Lalu kaitanya dengan bencana yang terjadi di Bumi indonesia apa?
Dari penejelasan sebelumnya bahwa terjadinya bencana merupakan kehendak Alloh
karena manusia tidak menggunakan akalnya untuk memikirkan apa yang sebenarnya
dikehendaki Alloh, malah mereka berbuat sesuai dengan hawa nafsunya selayaknya
binatang.
Selanjutnya mari kita lihat perilaku manusia saat ini, khususnya di Indonesia. Kita lihat saja banyak
kemaksiatan terjadi, begitu sangat banyak korban pemerkosaan bahkan dibawah
umur, begitu banyak kasus pembunuhan, begitu banyak orang yang mengikuti keinginan
nafsunya bukan memikirkan apa yang Alloh inginkan. Untung saja kita tidak
diberikan bencana yang sedasyat kaum Nabi Nuh, Hud, Sholeh atau Luth, karena
kalau kita diberikan bencana yang demikian musnahlah kita semua yang ada
sekarang. Lalu memang apa yang diinginkan oleh Alloh? Tidak banyak, Alloh hanya ingin manusia beribadah kepada Alloh dan
tidak menyekutukanya, menjalankan semua apa yang diperintahkannya dan menjauhi
semua apa yang dilarangnya dalam Al-Qur’an sesuai dengan sunnah Rasul. Tidak
memilih-milih perintah dan larangan yang akan di lakukan. Beribadah dengan
penuh keikhlasan. Karena kita ada manusia adalah makhluk yang telah Alloh
Ciptakan dengan diberikan akal. Kalau kita mau menggunakan akal kita maka saya
yakin kita semua akan menjadi mulia, tatapi jika tidak demikian saya yakin kita
akan hina bahkan lebih rendah dari binatang. Sedikit saya mengingatkan kembali
bahwa sebenarnya manusia telah melakukan perjanjian dengan Alloh di Alam Rahim,
isinya kurang lebih manusia itu berjanji akan menjadi hamba Alloh dan mengelola
bumi sesuai dengan apa yang diinginkan Alloh yaitu mengikuti petunjuk Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul. Artinya sudah menjadi kewajiban kita selaku manusia untuk
beribadah kepada Alloh. Betapa hina dan celakanya kita ketika tidak mau
beribadah kepada Alloh, bahkan kita bisa disebut makhluk yang tidak bersyukur
(kuffur) ketika tidak mau beribadah kepada Alloh atas segala kebaikan yang
telah diberikan kepada manusia.
Jadi kalau melihat judul artikel
diatas “Kita itu apa?” Silahkan teman-teman yang membaca simpulkan sendiri kita
itu apa. Semoga dengan adanya artikel ini bisa menyadakan kita semua bahwa
“KITA ITU APA”.
Demikian tulisan ini saya buat semoga
mendapatkan hikmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar