Senin, 22 Juli 2024

KRITERIA PEMENANG SEJATI MENURUT AL-QURAN

KRITERIA PEMENANG SEJATI MENURUT AL-QURAN.

Hallo Sahabat, Apa kabar? semoga sahabat sekalian selalu dalam keadaan sehat dan bahagia. Amiin

Sahabat, diakui atau tidak, hidup ini adalah sebuah kompetisi. Dalam berbagai hal semua orang ingin menjadi yang terbaik dan menjadi pemenang. Contohnya apabila kamu seorang pelajar pasti kamu ingin menjadi pelajar yang mendapatkan nilai-nilai yang baik bahkan terbaik, sebaliknya kamu tidak menghendaki mendapatkan nilai-nilai yang buruk apalagi terburuk diantara teman-teman sekelas kamu. Begitupun teman-teman sekelas kamu menginginkan hal yang sama, maka pada kondisi tersebut terjadilah kompetisi.

Contoh berikutnya bisa kita lihat misalnya dalam hal kekayaan. Pasti semua orang mengidam-idamkan kekayaan, Punya uang yang berlimpah, rumah yang megah, kendaraan yang mewah, bahkan punya property yang tersebar dibanyak wilayah. Terjadilah persaingan dalam bidang ekonomi. Yang menjadi pedagang pasti ingin menjadi pedagang yang paling laris menjual produknya. Yang menjadi petani pasti ingin menjadi petani yang paling banyak hasil panennya. Yang menjadi nelayan pasti ingin mendapatkan tangkapan ikan yang terbanyak. Yang menjadi karyawan pasti ingin menjadi karyawan dengan gaji yang paling tinggi. Begitupun dengan profesi-profesi yang lain. Semua ingin menjadi the best.

Sahabat, karena semua orang ingin menjadi the best (pemenang), maka kompetisi tidak bisa dihindari. Kompetisi terjadi sekalipun tidak dijuduli sebagai kompetisi. Apalagi pastinya suatu aktivitas yang secara eksplisit dijuduli kompetisi. Kompetisi dalam bidang olah raga, musik dan lain sebagainya, ya semuanya pasti melakukan segenap kemampuannya untuk muncul sebagai pemenang. Tak terelakan lagi bahwa menjadi pemenang merupakan impian dan cita-cita semua manusia. Apabila ada yang menyengaja menjadikan dirinya sebagai pihak yang kalah dan tersisih dalam kompetisi maka tentu kita semua sepakat untuk menyebutnya sebagai orang yang aneh. Kenapa disebut aneh? ya aneh donk,masa ikut kompetisi hanya untuk kalah. Kalau mau kalah ya udah ga usah ikut kompetisi.

Sahabat, kita semua punya potensi untuk menjadi pemenang. Untuk menjadi pemenang maka kita harus berupaya dengan maksimal, nggak asal-asalan apalagi malas-malasan. Kita dilahirkan oleh Ibu kita untuk menjadi pemenang. Jangan sia-siakan perjuangan dan pengorbanan Ibu kita yang mempertaruhkan nyawa demi lahirnya kita dengan selamat. Begitu pun ayah kita yang berjuang mencari nafkah siang dan malam demi terpenuhinya kebutuhan sandang pangan papan dan pendidikan kita dengan baik. Maka kewajiban kita setelah kita dewasa saat ini adalah berupaya/berjuang/berkorban/berkompetisi agar orang tua kita tersenyum bahagia dan bangga melihat anaknya menjadi pemenang.

Sahabat, berkomitmenlah untuk menjadi pemenang. Yakinlah bahwa kamu sudah punya cukup modal untuk memulai perjuangan menjadi pemenang. Tuhan menciptakan kita dengan sempurna agar kita tampil sebagai sosok-sosok yang berani untuk menempuh segala resiko dan tantangan dalam semua kompetisi. Walaupun untuk menjadi pemenang adakalanya kita diuji dulu dengan kekalahan, namun tetaplah yakin bahwa kekalahan adalah step menuju kemengan. Selama Tuhan masih memberikan umur ,maka selama itu pula kita punya kesempatan besar untuk terus bertempur di kancah peperangan (kompetisi) dan pada akhirnya Tuhan akan berikan kemenangan itu pada setiap petarung.

Sahabat, memang setiap orang memiliki standar, parameter dan indikator masing-masing dalam memandang  kemenangan/kesuksesan yang hendak diraihnya. Mungkin diantara kita ada yang menjadikan banyaknya harta sebagai standar kesuksesan. Mungkin diantara kita ada yang menjadikan nominal uang di rekening banknya sebagai parameter kesuksesan,mungkin juga ada diantara kita yang menjadikan megahnya rumah dan mewahnya kendaraan sebagai indikator kesuksesan/kemenangan. Namun apapun itu, yang jelas kita semua punya hak untuk menentukannya. Ya,kita sebagai manusia punya kemerdekaan seratus persen (100 %) untuk memilih dengan standar,paramater dan indikator apa akan mengukur kesuksesan kita masing-masing untuk selanjut memilih dengan metode apa meraihnya.

Sahabat, mungkin memang kita sudah memiliki kerangka atau cara pandang sendiri dalam memandang kemenangan/kesuksesan. Namun tentu kita juga menyadari bahwa sehebat apapun manusia, tetap ada batasnya, tetap ada lemahnya, tetap ada ruang untuk tergelincir. Maka ada baiknya kita tengok petunjuk Tuhan yakni Allah SWT didalam Firman-firmannya yaitu Al-Quran. Bagaimanakah Allah SWT memberikan pedoman bagi manusia terkait kesuksesan /kemenangan. Adakah ayat dalam Al-Quran yang menunjukan kriteria pemenang? Tentu saja ada sahabat. Diantaranya kita bisa buka dan baca Al-Quran Surat ke 23, Surat Al-Mukminun (Orang-orang yang beriman) ayat kesatu sampai dengan ayat kesebelas (1-11). Berikut saya kutip ayat-ayat tersebut.

Auudzubillahiminasyaithoonirrojiim.

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

1. Qad aflahal-mu'minµn 

     Artinya:
    (Sesunguhnya beruntunglah (sukses/menang) orang-orang yang beriman.

2. Alladziinahum Fiisholaatihim Khosyi'uun 

    Artinya:
    Yaitu orang-orang yang mereka itu khusyuk dalam sholatnya.

3. Wal-ladziinahum ‘anil-lagwi mu‘ridhuun

     Artinya:
     Dan orang-orang yang mereka itu meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.

4. Wal-ladziinahum liz-zakaati fa‘iluun

     Artinya:
     Dan orang-orang yang mereka itu menunaikan zakat.

5.Wal-ladziinahum lifurjihim hafizhuun

    Artinya :
    Dan orang-orang yang mereka itu menjaga kemaluannya.

6. Illaa 'alaa azwajihim aumamalakat aimanuhum fa innahum gairu malumiin.

    Artinya:
   Kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki. 
   Sesungguhnya mereka tidak tercela (karena menggaulinya).

7. Famanibtaghowarooa dzalika faulaaika humul 'adµun

    Artinya:
    Maka, siapa yang mencari (pelampiasan syahwat) selain itu, 
    mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

8. Walladziinahum li'amaanatihim wa ‘ahdihim roo'uun

     Artinya:
    Dan orang-orang yang mereka itu  memelihara amanat dan janji mereka.

9. Walladziina hum ‘alaasholawatihim yuhafizhuun
  
    Artinya:
    Dan Orang-orang yang meraka itu memelihara salat mereka.

10. Ulaaika humul-waaritsuun

      Artinya:
      Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi

11. Alladziina yaritsuunal-firdausa, hum fiiha khooliduun

      Artinya:
      (Yaitu) orang-orang yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.


Nah  Sahabat itula kriteria orang-orang yang sukses/ menjadi pemenang dalam Al-Quran.

Secara singkat saya gambarkan kaitan-kaitannya denga sikap dan aksi yang harus dilakukan dalam meraih kemenangan.



Sahabat, Al-Quran adalah pedoman untuk meraih kesuksesan yang melingkupi dimensi yang sangat luas yaitu dimensi duniawi dan dimensi ukhrowi. Dengan menjalankan prinsip-prinsip dalam Al-Quran maka pasti Allah SWT akan memberikan janji-Nya. Didalam Al-Quran Surat Al-Mukminun, 23 : 1-11, Allah membimbing kita untuk menjadi pemenang sejati. Memang yang diangkat adalah hal-hal yang bernuansakan amal-amal ibadah ritual seperti sholat dan zakat, namun bukan hanya kita melaksanakan pekerjaan sholat dan zakat saja, namun juga menerapkan atau mengaplikasikan hikmah atau nilai nilai prinsip yang terkandung didalamnya sehingga kita meraih sukses bukan hanya dalam urusan dunia saja, melainkan sukses juga urusan akherat. Sebaliknya,bukan hanya mengejar sukses akherat tapi juga tidak lupa dengan bagahgian kesuksesn di dunia.

Al-Quran mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akherat.

Selamat berjuang sahabatku.

Sukses untuk kita semua.

Amiin.

Wassalam.





APAKAH KAMU MENYESALI PILIHANMU MENJADI ORANG YANG BERIMAN?

 Assalamualaikum Wr Wb Sahabat Iman yang dirahmati Allah SWT. Diantara konsekwensi menjadi orang beriman (memilih untuk beriman) adalah mend...